UJIAN AKHIR SEMESTER
Kimia Organik I
Kimia Organik I
Dosen: Dr Syamsurizal, M.Si
Nama: Ria Naulita Harahap
Nim : RRA1C12013
Jawaban diposting diblog dan diprint jawabannya diserahkan ke UNJA Pasar dengan staf administrasi paling lambat tanggal 8 Januari 2014.
1. Jelaskan dengan dilengkapi data-data fisik dan kimia bahwa senyawa aromatik lebih mudah disubstitusi dari pada diadisi. Berikan sekurang-kurangnya tiga contoh. Mengapa demikian.
JAWABAN:
1. dari sifat fisik dan sifat kimia
senyawa aromatik yaitu:
a. Sifat
fisika
- Memiliki viskositas yang rendah
- zat cair tidak berwarna
- memiliki bau yang khas
- mudah menguap
- benzene digunakan sebagai pelarut
- tidak larut dalam pelarut polar seperti air tetapi larut dalam senyawa yang kurang polar seperti eter dan tetraklorometana.
- larut dalam berbagai pelarut organik
- benzena dapat membentuk campuran azeotrop dengan air
- densitas : 0,88
b. sifat
kimia
- bersifat toksik karsinogenik ( hati-hati menggunakan benzena sebagai pelarut hanya gunakan jika tidak ada alternatif lain misalnya toluena .
- merupakan senyawa nonpolar
- tidak begitu reaktif tetapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
- lebih mudah mengalami reaksi subtitusi dari pada adisi
Hal ini terjadi karena adanya resonansi yang menyebabkan
elektron pada senyawa benzena selalu berpindah-pindah.
benzena lebih mudah mengalami reaksi
substitusi daripada adisi. lebih mudah disubstitusi karena adanya Resonansi
yang terjadi karena adanya delokalisasi elektron dari ikatan rangkap ke ikatan
tunggal.Hal ini dapat dilihat dari data berikut.
Reagen Sikloheksena Bensena
KMnO4 encer Terjadi Oksidasi, cepat Tidak bereaksi
Br2/CCl4 (dlm gelap) Terjadi Adisi, cepat Tidak bereaksi
HI Terjadi Adisi, cepat Tidak bereaksi
H2 + Ni Terjadi hidrogenasi, 25oC, 20 lb/in.2 Terjadi hidrogenasi, lambat,
100-200oC, 1500 lb/in.2
Kestabilan cincin benzena secara kuantitatif dapat dilihat dari panas hidrogenasi dan pembakarannya. Panas hidrogenasi dan pembakaran bensena lebih rendah dari pada harga perhitungan.
Panjang ikatan karbon-karbon pada bensena adalah sama dan merupakan intermediet dari panjang ikatan tunggal dan ikatan rangkap. jadi ikatan karbon pada benzena
sangat sulit terputus sehingga sangat tidak mudah mengalami reaksi adisi.
Reagen Sikloheksena Bensena
KMnO4 encer Terjadi Oksidasi, cepat Tidak bereaksi
Br2/CCl4 (dlm gelap) Terjadi Adisi, cepat Tidak bereaksi
HI Terjadi Adisi, cepat Tidak bereaksi
H2 + Ni Terjadi hidrogenasi, 25oC, 20 lb/in.2 Terjadi hidrogenasi, lambat,
100-200oC, 1500 lb/in.2
Kestabilan cincin benzena secara kuantitatif dapat dilihat dari panas hidrogenasi dan pembakarannya. Panas hidrogenasi dan pembakaran bensena lebih rendah dari pada harga perhitungan.
Panjang ikatan karbon-karbon pada bensena adalah sama dan merupakan intermediet dari panjang ikatan tunggal dan ikatan rangkap. jadi ikatan karbon pada benzena
sangat sulit terputus sehingga sangat tidak mudah mengalami reaksi adisi.
contohnya yaitu
:
Sulfonasi
yaitu H2SO4 + ArH menghasilkan Ar-SO3 H + H2 O Reaksi
sulfonasi adalah reaksi kimia yang terjadi pada benzena dan molekul halogen
diatomik dengan bantuan katalis logam (biasanya besi). Senyawa yang dihasilkan
dalam halogenasi adalah aril halida (halobenzena) dan asam halida. Sebagai
contoh, jika benzena direaksikan dengan bromin dan katalis besi, akan terbentuk
bromobenzena dan asam bromida.
b.
Nitrasi yaitu HNO3 +
ArH dengan H2SO4 menghasilkan Ar-NO2 + H2 O
Reaksi nitrasi adalah reaksi kimia
yang terjadi pada benzena dan asam nitrat dengan bantuan katalis asam sulfat.
Senyawa yang dihasilkan adalah nitrobenzena dan air (produk samping).
Elektrofil yang bekerja dalam reaksi nitrasi adalah ion nitronium (+NO2).
c. Halogenasi yaitu X2 + ArH
dengan bantuan asam lewis menghasilkan Ar-X + HX
Reaksi sulfonasi adalah reaksi kimia
yang terjadi pada benzena dan asam sulfat dengan adanya pemanasan. Produk yang
dihasilkan dalam reaksi sulfonasi adalah asam benzena sulfonat dan air. Reaksi
sulfonasi merupakan reaksi reversible (dapat balik).
2.
Jelaskan dan buktikan dengan data-data fisik dan kimia bahwa senyawa aromatik
berpotensi sebagai bahan bakar, bandingkan datanya dengan bahan bakar komersil.
JAWABAN:
2. Dari Sifat Fisik:
- Zat cair tidak berwarna
- Memiliki bau yang khas
- Mudah menguap
- Tidak larut dalam pelarut polar seperti air air, tetapi larut dalam pelarut yang kurang polar atau nonpolar, seperti eter dan tetraklorometana
- Titik Leleh : 5,5 derajat Celsius
- Titik didih : 80,1derajat Celsius
- Densitas : 0,88
Sifat Kimia:
- Bersifat kasinogenik (racun)
- Merupakan senyawa nonpolar
- Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
- Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi.
Senyawa aromatik karena mempunyai
bilangan oktan yang tinggi sehingga bisa terbakar sempurna dan merupakan
campuran dalam bensin. titik nyalanya, dan diketahui titik didihnya :
80,10C, Titik leleh benzene : -5,5 oC.
bahan bakar komersil contohnya
seperti bensin, pertamax memiliki bilangan oktan lebih rendah jika dibandingkan
dengan bilangan oktan senyawa aromatic.pertamax memiliki nilai oktan 92,
premium memiliki bilangan oktan 88, sedangkan benzena 101.
3. Anda telah memahami
mengapa fenol lebih asam dari pada alkohol. Bandingkan pH fenol dengan asam
asetat, selanjutnya bagaimana caranya membuat fenol lebih bersifat asam
dari pada asam asetat(pH fenol lebih kecil dari pada pH asam asetat). Berikan
contohnya.
JAWAB :
Alkohol dan fenol adalah senyawa yang sama-sama mengandung gugus OH.
1. Alkohol memiliki rantai karbon terbuka, fenol memiliki rantai karbon tertutup/melingkar.
2. Alkohol dan fenol bersifat asam lemah. Namun, sifat asam pada fenol lebih kuat daripada alkohol karena fenol memiliki anion dengan muatan negatif yang disebar oleh cincin karbon melingkar. Alkohol adalah asam yang sangat sangat sangat lemah, hampir netral.
3. Alkohol tidak bereaksi dengan basa (karena sifatnya yang sangat lemah), sedangkan fenol bereaksi dengan basa.
4. Alkohol bereaksi dengan Na atau PX3, sedangkan fenol tidak bereaksi. (X adalah halogen)
5. Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat, sedangkan fenol tidak.
Alkohol dan fenol adalah senyawa yang sama-sama mengandung gugus OH.
1. Alkohol memiliki rantai karbon terbuka, fenol memiliki rantai karbon tertutup/melingkar.
2. Alkohol dan fenol bersifat asam lemah. Namun, sifat asam pada fenol lebih kuat daripada alkohol karena fenol memiliki anion dengan muatan negatif yang disebar oleh cincin karbon melingkar. Alkohol adalah asam yang sangat sangat sangat lemah, hampir netral.
3. Alkohol tidak bereaksi dengan basa (karena sifatnya yang sangat lemah), sedangkan fenol bereaksi dengan basa.
4. Alkohol bereaksi dengan Na atau PX3, sedangkan fenol tidak bereaksi. (X adalah halogen)
5. Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat, sedangkan fenol tidak.
Fenol memiliki sifat
yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus
hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O- yang
dapat dilarutkan dalam air. Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol
bersifat lebih asam. Fenol lebih asam karena ikatan kuat cincin aromatik dengan
oksigen sementara ikatan antara oksigen dan hidrogen lebuh lemah.). PH fenol
leboh kecil dari pada Ph asam asetat.Asam asetat merupakan salah satu asam
karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam
air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi
ion H+ dan CH3COO.
4 Eter secara umum lebih non polar dari pada
alkohol. Temukan sekurang-kurangnya tiga contoh eter yang lebih polar
dari pada alkohol, kemukakan alasannya satu persatu.
JAWAB:
Karena Alkohol mempunyai titik leleh dan titik didih yang jauh lebih tinggi
daripada eter yang sesuai. Hal itu terjadi karena gugus fungsi alkohol (-OH)
bersifat polar dan menyebabkan adanya ikatan hidrogen antarmolekul alkohol,
sedangkan eter bersifat kurang polar dan tidak terdapat ikatan hidrogen.
Dibandingkan terhadap alkohol, eter jauh kurang reaktif kecuali dalam hal
pembakaran.
Alcohol dapat bereaksi dengan logam reaktif melepaskan gas hydrogen, sementara eter tidak dapat bereaksi. Contoh logam reaktif adalah Natrium.
Alcohol: 2R - OH + 2Na --> 2R - ONa + H2
Eter: R - O - R’ + Na --> tidak dapat bereaksi
Contoh etanol dan dimetil eter yang saling berisomer fungsi:
2C2H5 - OH etanol + 2Na --> 2C2H5 - ONa + H2
CH3 - O - CH3 dimetil eter + Na --> tidak dapat bereaksi
Alcohol dapat bereaksi dengan logam reaktif melepaskan gas hydrogen, sementara eter tidak dapat bereaksi. Contoh logam reaktif adalah Natrium.
Alcohol: 2R - OH + 2Na --> 2R - ONa + H2
Eter: R - O - R’ + Na --> tidak dapat bereaksi
Contoh etanol dan dimetil eter yang saling berisomer fungsi:
2C2H5 - OH etanol + 2Na --> 2C2H5 - ONa + H2
CH3 - O - CH3 dimetil eter + Na --> tidak dapat bereaksi
CONTOH Tetrahidrofuran, Dioksana Dimetil eter